Jumat, 17 November 2017

Manfaat Dan Resiko Senam Pernafasan

Bernapas adalah aktivitas yang kita lakukan setiap saat, sadar atau tidak sadar. Menurut dr. Noviar Ahmad, SpKO, proses pernapasan kita sehari-hari kebanyakan tergolong pasif, dengan frekuensi 12-18 kali setiap menit. Dengan olahraga pernapasan, proses yang pasif itu diubah menjadi aktif, sehingga otot-otot pernapasan tambahan ikut bekerja, semisal otot leher. Karena itu olahraga pernapasan sangat baik untuk penderita asma atau penyakit paru-paru menahun.




Pernapasan terdiri dari tiga proses yang saling terkait: 
1. Ventilasi, yaitu menghirup dan mengeluarkan napas.
2. Difusi, yaitu pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru.
3. Perfusi, yaitu masuknya oksigen ke dalam pembuluh arteri untuk diedarkan ke seluruh tubuh, dan masuknya karbondioksida ke dalam pembuluh vena untuk dibuang ke luar tubuh.




Keuntungan olahraga  pernapasan:




• Volume tidal (kemampuan menghirup udara dalam sekali bernapas) meningkat. Saat bernapas pasif, volume tidal sekitar 400-500 ml. Jika sudah terbiasa dengan latihan pernapasan, kemampuan otot pernapasan untuk menghirup udara bisa meningkat 2-3 kali.




• Secara fisiologis, fungsi saluran cerna menjadi lebih baik. Sebenarnya dengan olahraga apa saja, peristaltik (gerak usus) akan lebih baik. Namun akan lebih baik lagi dengan olahraga pernapasan karena bagian dalam perut seperti ’dipijat’.




• Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan semangat. Gerakan dalam olahraga pernapasan memberikan efek menenangkan. Hal ini membuat tubuh mendapat kesempatan untuk mengganti sel-sel yang rusak dan mempercepat proses pemulihan gangguan tubuh dan penyakit.




•  Meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.




• Membangkitkan gairah bercinta. Kelenturan dan konsentrasi membuat tubuh mengalami relaksasi. Ini dapat meningkatkan sensitivitas ujung-ujung saraf perasa di seluruh tubuh.








Faktor risiko




Dalam beberapa gerakan yang mengharuskan peserta latihan menahan napas, dr. Noviar menganjurkan bagi Anda yang memiliki risiko penyakit darah tinggi dan jantung koroner untuk tidak memaksakan diri. Saat menahan napas. "Karena oksigen dalam peredaran darah relatif berkurang,” ujarnya. Kekurangan oksigen pada otak dapat menyebabkan pingsan.




Selain itu, menahan napas juga dapat menjadi salah satu pencetus wasir, akibat bertambahnya tekanan di dalam rongga perut. Namun penyebab wasir yang paling dominan tetaplah faktor genetik. Penyakit wasir cenderung terjadi pada orang-orang  yang pembuluh darah venanya kurang elastis. 




Jadi, berapa waktu yang paling ideal untuk menahan napas dalam olahraga? Menurut dr. Noviar, cukup 3 detik saja. Sebetulnya Anda sendiri yang paling memahami tubuh Anda. Jika misalnya Anda merasa napas mulai terengah-engah, sebaiknya tidak memaksakan diri, tapi segeralah berhenti berlatih. Latihan bisa dilanjutkan bila napas Anda sudah
normal kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima-kasih atas kunjungan sobat. Silahkan berikan komentar anda (saran, pertanyaan, ataupun kritikan) untuk kemajuan blog ini dengan bahasa yang sopan.